Rabu, 16 Juli 2014

(makalah disain pembelajaran) MENGENAL KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. Yang mana dengan Taufiq dan Hidayah serta Inayah-Nya,Kami dapat menyelesaikan makalah Desain Pembelajaran yang sederhana  ini.
Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah SWT.,kepada Nabi Muhammad Saw,seluruh keluarganya, para sahabat,tabi’in,dan tabi’it-tabi’in, serta para pengikut setia Beliau hingga akhir zaman.
Makalah ini membahas tentang “MENGENAL KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK” yang dirangkum dari beberapa sumber, dengan maksud agar memudahkan Mahasiswa dalam mempelajari materi Desain pembelajaran.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini, bisa dijadikan sebagai pelajaran dan bermanfaat untuk kita semua, amin.


Bekasi, 21 Maret 2014


Penyusun



DAFTAR ISI
Kata pengantar..................................................... i
Daftar isi............................................................... ii
BAB I
Pendahuluan......................................................... 1
BAB II
Pembahasan.......................................................... 2
Katakteristik peserta didik..................................... 2
A.    Individu sebagai peserta didik................................. 2
B.     Karakteristik individu sebagai peserta didik............. 2
1.      Pengertian dan karakteristik peserta didik.............................. 2
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pribadi....... 3
3.      Perbedaan individu dalam perkembangan pribadi.................... 3
4.      Pengaruh perkembangan pribadi terhadap tingkah laku............ 3
C.     Perbedaan individu peserta didik.................................................................... 3
D.    Perbedaan individual yang unik....................................................................... 4
1.      Mengenal tipe kepribadian peserta didik................................. 5
E.     Perkembangan kepribadian............................................................................ 8
F.      Pengaruh kepribadian terhadap peserta didik................................................. 10
Bab III
Kesimpulan .................................................................................................. 12
Daftar pustaka............................................................................................... 13



 BAB I
PENDAHULUAN
            Karakteristik siswa merupakan salah satu variable dalam kondisi pelajaran.Variable ini diidentifikasikan sebagai aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa.Aspek-aspek ini berupa bakat,minat,sikap,motivasi belajar,gaya belajar,kemampuan berfikir dan kemampuan awal yang telah dimilikinya.Karakteristik siswa berpengaruh pada pemilihan strategi pengelola yang berkaitan dengan bagaimana menata pelajaran,khususnya strategi pelajaran,agar sesuai dengan karakteristik perseorangan siswa.
Begitu banyak karakteristik siswa yang bisa diidentifikasikan yang dapat berpengaruh pada hasil pengajaran secara keseluruhan,. Individu memiliki sifat bawaan(heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan sekitar.Menurut ahli psikologi, kepribadian dibentuk oleh perpaduan faktor pembawaan dan lingkungan. Karakteristik yang bersifat biologis cenderung lebih bersifat tetap,sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan faktor psikologis lebih mudah berubah karena dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan



BAB II
PEMBAHASAN
. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
A.  Individu Sebagai Peserta Didik
Individu berasal dari kata indivera yang berarti satu kesatuan organisme yang tidak dapat dipisahkan. Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau perseorangan(Echols,1975: 519). Setiap individu pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan,karena itu merupakan sifat kodrat manusia yang perlu diperhatikan. Perbedaan makna dari pertumbuhan dan perkembangan adalah istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan kuantitatif mengenai aspek fisik atau biologis, sedangkan istilah perkembangandigunakan untuk perubahan kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, manusia memiliki berbagai kebutuhan yang dapat dibedakan menjadi kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Selain itu seiring usianya bertambah,kebutuhan individupun akan juga bertambah.
B. Karakteristik Individu Sebagai Peserta Didik
Individu memiliki sifat bawaan(heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan sekitar.Menurut ahli psikologi, kepribadian dibentuk oleh perpaduan faktor pembawaan dan lingkungan. Karakteristik yang bersifat biologis cenderung lebih bersifat tetap,sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan faktor psikologis lebih mudah berubah karena dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan.
1.  Pengertian dan Karakteristik Kehidupan Pribadi                           
Pengertian: Kehidupan individu yang utuh, lengkap, dan memiliki ciri khusus/unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek,antara lain:
·         aspek emosional
·         aspek sosial psikologis
·         aspek social
 kemampuan intelektual terpadu secara integratif terhadap faktor lingkungan. Karakteristik kehidupan pribadi bersifat khusus,dengan kata lain tidak dapat disamakan dengan individu-individu lainnya. Seseorang individu juga memerlukan sebuah pengakuan dari pihak lain tentang harga dirinya.Ia mempunyai harga diri dan berkeinginan untuk selalu mempertahankan harga diri tersebut.
2.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pribadi
Perkembangan pribadi yang menyangkut aspek psikologis dapat ditunjukkan oleh sikap dan perilakunya.Menurut ahli psikologi perkembangan kehidupan pribadi manusia dipengaruhi oleh faktor keturunan (pembawaan) dan faktor lingkungan (pengalaman). Aliran Nativisme menyatakan perkembanagn pribadi telah ditentukan sejak lahir,sedangkan aliran Empirisme menyatakan perkembangan pribadi dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Aliran yang menyatakan bahwa kedua faktor itu secara terpadu memberikan pengaruh tarhadap kehidupan seseorang adalah aliran konvergensi.
3. Perbedaan Individu dalam Perkembangan Pribadi
            Perkembangan pribadi setiap individu berbeda-beda sesuai dengan pembawaan dan lingkungan tempat mereka hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, kepribadian setiap individu akanberbeda-beda sesuai denga sifat badan dankondisi lingkungan hidupnya.
4. Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pribadi terhadap Tingkah Laku
Kepribadian atau tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh proses perkembangan kehidupan sebelumnya dan dalam perjalanannya berinteraksi dengan lingkungannya serta kejadian-kejadian saat sekarang. Kehidupan pribadi yang mantap akan membentuk perilaku yang mantap pula,sehingga mampu memecahkan berbagai permasalahan hidupnya.
C. Perbedaan Individual Peserta Didik
Setiap individu terjadi variasi individual dalam perkembangan yang menyangkut variasi yang terjadi pada aspek fisik maupun psikologis. Hal ini terjadi karena perkembangan itu sendiri merupakan suatu proses perubahan yang kompleks, melibatkan berbagai unsur yang saling berpengaruh satu sama lain. Perbedaan yang paling mudah dikenali adalah perbedaan fisik, seperti bentuk badan, warna kulit, bentuk muka, tinggi badan, sikap perilaku seperti kelincahan, banyak bergerak, suka bicara, pendiam, tidak aktif, dan nada suaranya rendah.

Bidang-bidang perbedaan individual Umur kronologis, Jumlah dan jenis pengalaman dan pengetahuan yang dibawa individu,Kehidupan individu dalam berkelompok, berkeluarga, dan bermasyarakat, Perbedaan kognitif mengarah pada proses belajar mengajar individu, Kemampuan berbahasa (kemampuan berbahasa ini berbeda antara satu individu dan individu lainnya serta sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan),Perbedaan dalam kecakapan motorik (Kemampuan motorik dipengarui oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berfikir seseorang karena kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan berfikir setiap orang berbeda-beda, kecakapan motorik masing-masing pun berbeda),
            Perbedaan dalam latar belakang (latar belakang keluarga, baik dilihat dari segi sosial ekonomi, kultural adalah berbeda-beda). Demikian pula lingkungan sekitarnya, baik lingkungan social budaya maupun lingkungan fisik akan berpengaruh yang berbeda-beda.
            Perbedaan bakat (bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki seseorang sejak lahir). Kemampuan tersebut akan berkembang secara baik apabila mendapat rangsangan dan latihan secara tepat oleh karena itu bakat masing-masing individu sangat komplek hal ini tergantung individu itu sendiri dan pemberian rangsangan maupun pelatihannya, Perbedaan dalam kesiapan belajar (perbedaan individu tidak hanya disebabkan oleh keragaman kematangan tapi juga oleh keragaman latar belakkang sebelumnya) contoh bagi anak kelas satu sekolah dasar ditemukan umur kronologis antara 3tahun sampai 8tahun yang secara normal seharusnya telah duduk di kelas 2 atau 3 tapi kemampuan belajarnya masih sama dengan mereka yang duduk di kelas 1 hal ini menggambarkan pengaruh lingkungan keluarga yang amat buruk sehingga kemampuan dan ekspresi berbahasanya kurang baik.
D. Perbedaan individual yang unik
Setiap individu adalah khas atau unik.Perbedaan ini meliputi perbedaan fisik , pola berfikir dan cara merespon atau mempelajari hal baru. Distikalam hal belajar, tiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap materi pelajaran.Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan dikenal berbagai metode untuk memenuhi tuntutan perbedaan individu.Berdasarkan kemampuan yang dimillki otak cara belajar individu dapat dibagi dalam 3 kategori yaitu:
§  Cara belajar visual atau melihat,
§   Auditorial atau mendengar,
§  Kinestik.
§  Pengategorian ini merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah satu karakteristik yang paling menonjol sehingga jika dia mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam belajar, dia mudah menyerap pelajaran karena individu menemukan metode belajar yang sesua dengan karakteristik cara belajar dirinya, dia akan cepat menjadi pintar.
Salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru adalah kompetensi pedagogik, dan salah satu aspek kompetensi pedagogik yaitu mengenal karakter peserta didik. Dalam tulisan ini karakteristik peserta didik yang akan dibahas lebih terkait sosial dan emosional dengan menggolongkan beberapa tipe karakter peserta didik menurut para ahli.
Menurut Eysenck (1964) menyatakan tipe kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:
§  Kepribadian Ekstrovert: dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati kegembiraan, aktif bicara, impulsif, menyenangkan spontan, ramah, sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.
§  Kepribadian Introvert: dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri, mempunyai kontrol diri yang baik.
§  Kepribadian Neurosis: dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang-kadang disertai dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.

Menurut Mahmud (1990) menyatakan Kepribadian terbagi menjadi 12 tipe, yaitu: 
§  Mudah menyesuaikan diri, baik hati, ramah, hangat VS dingin.
§  Bebas, cerdas, dapat dipercaya VS bodoh, tidak sungguh-sungguh, tidak kreatif.
§  Emosi stabil, realistis, gigih VS emosi mudah berubah, suka menghindar (evasive), neurotik.
§  Dominan, menonjolkan diri VS suka mengalah, menyerah.
§  Riang, tenang, mudah bergaul, banyak bicara VS mudah berkobar, tertekan, menyendiri, sedih.
§  Sensitif, simpatik, lembut hati VS keras hati, kaku, tidak emosional.
§  Berbudaya, estetik VS kasar, tidak berbudaya.
§  Berhati-hati, tahan menderita, bertanggung jawab VS emosional, tergantung, impulsif, tidak bertanggung jawab.
§  Petualang, bebas, baik hati VS hati-hati, pendiam, menarik diri.
§  Penuh energi, tekun, cepat, bersemangat VS pelamun, lamban, malas, mudah lelah.
§  Tenang, toleran VS tidak tenang, mudah tersinggung.
§  Ramah, dapat dipercaya VS curiga, bermusuhan.

         Menurut Hippocrates dan Galenus tipe kepribadian yang tertuang bersifat jasmaniah atau fisik. Mereka mengembangkan tipologi kepribadian berdasarkan cairan tubuh yang menentukan temperamen seseorang. Tipe kepribadian itu antara lain:
§  Tipe kepribadian choleric (empedu kuning), yang dicirikan dengan pemilikan temperamen cepat marah, mudah tersinggung, dan tidak sabar.
§  Tipe melancholic (empedu hitam), yang berkaitan dengan pemilikan temperamen pemurung, pesimis, mudah sedih dan mudah putus asa.
§  Tipe phlegmatic (lendir), yang bertemperamen yang serba lamban, pasif, malas, dan kadang apatis/ masa bodoh.
§  Tipe sanguinis (darah), yang memiliki temperamen dan sifat periang, aktif, dinamis, dan cekatan.
Menurut Kretchmer dan Sheldon tipologi kepribadian didasarkan bentuk tubuh atau bersifat jasmaniah. Macam-macam kepribadian ini adalah:
§  Tipe asthenicus atau ectomorpic pada orang-orang yang bertubuh tinggi kurus memiliki sifat dan kemampuan berpikir abstrak dan kritis, tetapi suka melamun dan sensitif.
§  Tipe pycknicus atau mesomorphic pada orang yang betubuh gemuk pendek, memiliki sifat periang, suka humor, popular dan mempunyai hubungan sosial luas, banyak teman, dan suka makan.
§  Tipe athleticus atau mesomorphic pada orang yang bertubuh sedang/atletis memiliki sifat senang pada pekerjaan yang membutukhkan kekuatan fisik, pemberani, agresif, dan mudah menyesuaikan diri.
Namun demikian, dalam kenyataannya lebih banyak manusia dengan tipe campuran (dysplastic).
Menurut Jung, tipe kepribadian dikelompokan berdasarkan kecenderungan hubungan sosial seseorang, yaitu:
§  Tipe Ekstrovert yang perhatiannya lebih banyak tertuju di luar.
§  Tipe Introvert yang perhatiannya lebih tertuju ke dalam dirinya, dan dikuasai oleh nilai-nilai subjektif.
§  Tetapi, umumnya manusia mempunyai tipe campuran atau kombinasi antara ekstrovert dan introvert yang disebut ambivert.
§  Pada periode anak sekolah, kepribadian peserta didik belum terbentuk sepenuhnya seperti orang dewasa. Kepribadian mereka masih dalam proses pengembangan. Wijaya (1988) menyatakan karakteristik peserta didik secara sederhana dapat dikelompokkan atas:
1. Kelompok anak yang mudah dan menyenangkan.
2. Anak yang biasa-biasa saja
3. Anak yang sulit dalam penyesuaian diri dan sosial. 
Karakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)
Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah anak meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan dan harapan sosial untuk mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan perilaku, minat, dan nilai pada diri anak. Pada masa ini, anak sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan.
Perilaku anak pada masa ini sulit diatur, bandel, keras kepala, dan sering membantah dan melawan orang tua. Hal ini memang sangat menyulitkan para pendidik. Tak heran, apabila para pendidik PAUD sampai SD harus lebih bersabar dalam melangsungkan pembelajaran atau mendidik peserta didiknya. Disiplin mulai bisa diterapkan pada anak sehingga anak dapat mulaibelajar hidup secara tertib dan sikap para pedidik sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Karakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)
Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama halnya dengan ciri-ciri periode masa anak awal dengan memperhatikan sebutan atau label yang digunakan pendidik. Orang tua atau pendidik menyebut masa anak akhir sebagai masa yang menyulitkan karena pada masa ini anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tuanya.
Kebanyakan anak pada masa ini juga kurang memperhatikan dan tidak bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda-benda miliknya. Para pendidik memberi sebutan anak usia sekolah dasar, karena pada rentang usia ini (6-12 tahun) anak bersekolah di sekolah dasar (SD). Di sekolah dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang dianggap penting untuk keberhasilan melanjutkan pendidikan dan penyesuaian diri dalam kehidupannya kelak.
Dengan mengenal tipe kepribadian dan karakter peserta didik guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kemampuan belajar yang berbeda. Jika terjadi penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah perilaku tersebut. Mengetahui tipe kepribadian peserta didik yang beragam, guru bisa mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik.
 Krakteristik perkembangan masa puber (11/12 – 14/15 tahun)
Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak akhir dan masa remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap: prapuber, puber, dan pascapuber. Tahap prapuber bertumpang tindih dengan dua tahun terakhir masa anak akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode anak dan remaja, di mana ciri kematangan seksual emakin jelas (haid dan mimpi basah). Tahap pascapuber bertumpang tindih dengan dua tahun pertama masa remaja. Waktu masa puber relatif singkat (2-4 tahun) ini terjadi pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat dan mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga menimbulkan keraguan dan perasaan tidak aman pada anak puber.
Perubahan fisik dan sikap puber ini berakibat pula pada menurunnya prestasi belajar, permasalahan yang terkait dengan penerimaan konsep diri, serta persoalan dalam berhubungan dengan orang di sekitarnya. Orang dewasa maupun pendidik perlu memahami sikap perilaku anak puber yang kadang menaik diri, emosional, perilaku negative dan lai-lain, serta membantunya agar anak dapat menerima peran seks dalam kehidupan bersosialisasi dengan orang atau masyarakat di sekitarnya.
E.    Perkembangan kepribadian                                     
“Kata kepribadian dalam bahasa asing disebut dengan kata personality. Kata ini berasal dari kata latin, yaitupersona yang berarti “topeng” atau seorang individu yang berbicara melalui sebuah topeng yang menyembunyikan identitasnya dan memerankan tokoh lain dalam drama” (Buchori, 1982:91). Sehingga kepribadian seseorang adalah perangsang dari orang tua atau kesan yang ditimbulkan oleh keseluruhan tingkah laku orang lain.
Kepribadian bersifat dinamis (tidak statis), dan melainkan berkembang secara terbuka sehingga manusia senantiasa berada dalam kondisi perubahan dan perkembangan. Kepribadian selalu dalam penyesuaian diri yang unik dengan lingkungannya dan berkembang bersama-sama dengan lingkungannya, serta menentukan jenis penyesuaian yang akan dilakukan anak, karena tiap anak mempunyai pengalaman belajar yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Dalam perkembangan kepribadian, konsep diri dan sifat-sifat seseorang merupakan hal atau komponen penting.“konsep diri merupakan konsep, persepsi, maupun gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri, atau sebagai bayangan dari cermin diri. Konsep diri seseorang dipengaruhi dan ditentukan oleh peran dan hubungannya dengan orang lain terhadap dirinya” (Buchori 1982).
Menurut Suadianto (2009) menerangkan bahwa,Sifat mempunyai dua ciri yang menonjol, yaitu:
1. Individualistis yang diperlihatkan dalam kuantitas ciri tertentu dan bukan kekhasan ciri bagi orang lain.
2. Konsistensi yang berarti seseorang bersikap dengan cara yang hampir sama dalam situasi dan kondisi yang serupa, konsep diri merupakan inti kepribadian yang mempengaruhi berbagai sifat yang menjadi ciri khas kepribadian seseorang.
Menurut Kurnia (2007) menyatakan bahwa Mengenai perkembangan pola kepribadian, ada 3 faktor yang menentukan perkembaangan kepribdian seseorang termasuk peserta didik, yaitu:
1 .Faktor bawaan, termasuk sifat-sifat yang diturunkan kepada anaknya, misalnya sifat sabar anak dikarenakan orang tuanya juga memiliki sifat sabar, demikian juga wawasan sosial anak dipengaruhi oleh tingkat kecerdasannya.
2. Pengalaman awal dalam lingkungan keluarga ketika anak masih kecil. Pengalaman itu membentuk konsep diri primer yang sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak dalam mengadakan penyesuaian diri dan sosial pada perkembangan kepribadian periode selanjutnya.
3. Pengalaman kehidupan selanjutnya dapat memperkuat konsep diri dan dasar kepribadian yang sudah ada, atau karena pengalaman yang sangat kuat sehingga mengubah konsep diri dan sifat-sifat yang sudah terbentuk pada diri seseorang.
Pada perkembangan kepribadian pesera didik, tidak ada kepribadian dan sifat-sifat yang benar-benar sama. Tiap anak adalah individu yang unik  dan mempunyai pengalaman belajar dalam penyesuaian diri dan sosial yang berbeda secara pribadi. Menurut Suadianto (2007) menjelaskan bahwa hal penting dalam perkembangan kepribadian adalah ketetapan dalam pola kepribadian atau persistensi.Artinya,terdapat kecenderungan ciri sifat kepribadian yang menetap dan relative tidak berubah sehingga mewarnai timbul perilaku khusus terhadap diri seseorang. Persistensidapat disebabkan oleh kondisi bawaan anak sejak lahir, pendidikan yangditempuh anak, perilaku orang tua dan lingkungan kelompok teman sebaya, serta peran dan pilihan anak ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial.
F.     Pengaruh kepribadian terhadap peserta didik
Memahami karakter seseorang memang sangat sulit, namun sangat penting. Apalagi kita sebagai pendidik selalu bersama dengan peserta didik yang sangat banyak dan masing-masing mempunyai karakter-karakter tersendiri. Keadaan atau proses beajar dan mengajar tidak dapat berjalan dengan baik apabila kita tidak saling mengenal dengan peserta didik. Saling mengenal tidak harus dengan menghafal nama-nama dari peserta didik, tetapi pendidik harus mengenal kepribadian dari murid-muridnya.
Berdasarkan tipe-tipe kepribadian yang telah tercantum di atas bahwa setiap sifat yang baik pasti ada sifat yang jelek. Ada peserta didik yang diajak berbicaraselalu merespon, ada peserta didik yang periang, ada sifat atau pribadi yang tertutup, ada peserta didik yang kurang menghargai pendidikya dan mengaggap suatu hal biasa. Kita sebagai pedidik, kita harus mengendalikan ego dan menambah kesabaran saat berinteraksi dengan peserta didik untuk mengingatkan bahwa hal tersebut salah, benar, sopan dan lain-lain. Misalnya, anak yang suka bergurau dan menganggap guru adalah teman, saat pendidik melakukan kesalahan dan peserta didik mengejek dengan kata kurang sopan.
Apabila kita langsung memarahi dan tidak bisa menahan emosi kita, maka kita akan ditakuti oleh dia dan bisa saja peserta didik tersebut dan yang lain langsung merasa tegang dan akhirnya pada saat peajaran, bukan suasana yng menyenangkan  yang didapat melainkan suasana tegang. Kita sebagai pendidik harus melihat kepribadian siswa tersebut apakah mudah tersingung atau tidak. Bila murid tersebut tidak muah tersinggung, kita bisa mengingatkan kesalahannya dengan cara lelucon. Namun bila dia mudah tersinggung maka kita bisa menegur saat di luar jam pelajaran.   Bila suasana yang tercipta adalah tegang maka materi yang diberikan tidak diserap hingga maksimal dan akhirnya prestasi menurun.
 


BAB III
KESIMPULAN
Memahami karakter seseorang memang sangat sulit, namun sangat penting. Apalagi kita sebagai pendidik selalu bersama dengan peserta didik yang sangat banyak dan masing-masing mempunyai karakter-karakter tersendiri. Keadaan atau proses beajar dan mengajar tidak dapat berjalan dengan baik apabila kita tidak saling mengenal dengan peserta didik. Saling mengenal tidak harus dengan menghafal nama-nama dari peserta didik, tetapi pendidik harus mengenal kepribadian dari murid-muridnya.


DAFTAR PUSTAKA
ü  Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta.
ü  Sujanto, Agus dkk. 2004. Psikologi Kepribadian. Bumi Aksara: Jakarta.
ü  http://onnyrudianto.wordpress.com/2011/07/24/beberapa-karakter-peserta-didik/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar