KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah Kami panjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT. Yang mana dengan Taufiq dan Hidayah serta Inayah-Nya,Kami dapat
menyelesaikan makalah Desain Pembelajaran
yang sederhana ini.
Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan
Allah SWT.,kepada Nabi Muhammad Saw,seluruh keluarganya, para sahabat,tabi’in,dan
tabi’it-tabi’in, serta para pengikut setia Beliau hingga akhir zaman.
Makalah ini membahas tentang “MENGENAL
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK” yang dirangkum dari beberapa sumber, dengan
maksud agar memudahkan Mahasiswa dalam mempelajari materi Desain pembelajaran.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini, bisa
dijadikan sebagai pelajaran dan bermanfaat untuk kita semua, amin.
Bekasi, 21 Maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar..................................................... i
Daftar isi............................................................... ii
BAB I
Pendahuluan......................................................... 1
BAB II
Pembahasan.......................................................... 2
Katakteristik peserta didik..................................... 2
A. Individu sebagai peserta didik................................. 2
B. Karakteristik individu sebagai peserta didik............. 2
1.
Pengertian dan karakteristik peserta didik.............................. 2
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pribadi....... 3
3.
Perbedaan individu dalam perkembangan pribadi.................... 3
4.
Pengaruh perkembangan pribadi terhadap tingkah laku............ 3
C. Perbedaan individu peserta didik.................................................................... 3
D. Perbedaan individual yang unik....................................................................... 4
1.
Mengenal tipe kepribadian peserta didik................................. 5
E. Perkembangan kepribadian............................................................................ 8
F. Pengaruh kepribadian terhadap peserta didik................................................. 10
Bab III
Kesimpulan .................................................................................................. 12
Daftar pustaka............................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
Karakteristik
siswa merupakan salah satu variable dalam kondisi pelajaran.Variable ini
diidentifikasikan sebagai aspek-aspek atau kualitas perseorangan
siswa.Aspek-aspek ini berupa bakat,minat,sikap,motivasi belajar,gaya belajar,kemampuan
berfikir dan kemampuan awal yang telah dimilikinya.Karakteristik siswa
berpengaruh pada pemilihan strategi pengelola yang berkaitan dengan bagaimana
menata pelajaran,khususnya strategi pelajaran,agar sesuai dengan karakteristik
perseorangan siswa.
Begitu banyak
karakteristik siswa yang bisa diidentifikasikan yang dapat berpengaruh pada
hasil pengajaran secara keseluruhan,. Individu
memiliki sifat bawaan(heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh
lingkungan sekitar.Menurut ahli psikologi, kepribadian dibentuk oleh perpaduan
faktor pembawaan dan lingkungan. Karakteristik yang bersifat biologis cenderung
lebih bersifat tetap,sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan faktor
psikologis lebih mudah berubah karena dipengaruhi oleh pengalaman dan
lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
. KARAKTERISTIK PESERTA
DIDIK
A. Individu Sebagai Peserta Didik
Individu berasal dari kata indivera yang berarti
satu kesatuan organisme yang tidak dapat dipisahkan. Individu merupakan kata
benda dari individual yang berarti orang atau perseorangan(Echols,1975: 519). Setiap
individu pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan,karena itu
merupakan sifat kodrat manusia yang perlu diperhatikan. Perbedaan makna dari
pertumbuhan dan perkembangan adalah istilah pertumbuhan digunakan untuk
menyatakan perubahan kuantitatif mengenai aspek fisik atau biologis, sedangkan
istilah perkembangandigunakan untuk perubahan kualitatif mengenai aspek psikis
atau rohani. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, manusia memiliki
berbagai kebutuhan yang dapat dibedakan menjadi kebutuhan primer dan kebutuhan
sekunder. Selain itu seiring usianya bertambah,kebutuhan individupun akan juga
bertambah.
B. Karakteristik Individu
Sebagai Peserta Didik
Individu memiliki sifat bawaan(heredity) dan
karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan sekitar.Menurut ahli
psikologi, kepribadian dibentuk oleh perpaduan faktor pembawaan dan lingkungan.
Karakteristik yang bersifat biologis cenderung lebih bersifat tetap,sedangkan
karakteristik yang berkaitan dengan faktor psikologis lebih mudah berubah
karena dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan.
1.
Pengertian dan Karakteristik Kehidupan
Pribadi
Pengertian:
Kehidupan individu yang utuh, lengkap, dan memiliki ciri khusus/unik. Kehidupan
pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek,antara lain:
·
aspek emosional
·
aspek sosial psikologis
·
aspek social
kemampuan intelektual terpadu secara
integratif terhadap faktor lingkungan. Karakteristik kehidupan pribadi bersifat
khusus,dengan kata lain tidak dapat disamakan dengan individu-individu lainnya.
Seseorang individu juga memerlukan sebuah pengakuan dari pihak lain tentang
harga dirinya.Ia mempunyai harga diri dan berkeinginan untuk selalu
mempertahankan harga diri tersebut.
2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Pribadi
Perkembangan pribadi yang menyangkut aspek
psikologis dapat ditunjukkan oleh sikap dan perilakunya.Menurut ahli psikologi
perkembangan kehidupan pribadi manusia dipengaruhi oleh faktor keturunan (pembawaan)
dan faktor lingkungan (pengalaman). Aliran Nativisme menyatakan perkembanagn
pribadi telah ditentukan sejak lahir,sedangkan aliran Empirisme menyatakan
perkembangan pribadi dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Aliran yang menyatakan
bahwa kedua faktor itu secara terpadu memberikan pengaruh tarhadap kehidupan
seseorang adalah aliran konvergensi.
3.
Perbedaan Individu dalam Perkembangan Pribadi
Perkembangan pribadi setiap individu
berbeda-beda sesuai dengan pembawaan dan lingkungan tempat mereka hidup dan
dibesarkan. Oleh karena itu, kepribadian setiap individu akanberbeda-beda
sesuai denga sifat badan dankondisi lingkungan hidupnya.
4.
Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pribadi terhadap Tingkah Laku
Kepribadian atau tingkah laku seseorang dipengaruhi
oleh proses perkembangan kehidupan sebelumnya dan dalam perjalanannya
berinteraksi dengan lingkungannya serta kejadian-kejadian saat sekarang. Kehidupan
pribadi yang mantap akan membentuk perilaku yang mantap pula,sehingga mampu
memecahkan berbagai permasalahan hidupnya.
C. Perbedaan Individual
Peserta Didik
Setiap individu terjadi variasi individual dalam
perkembangan yang menyangkut variasi yang terjadi pada aspek fisik maupun
psikologis. Hal ini terjadi karena perkembangan itu sendiri merupakan suatu proses
perubahan yang kompleks, melibatkan berbagai unsur yang saling berpengaruh satu
sama lain. Perbedaan yang paling mudah dikenali adalah perbedaan fisik, seperti
bentuk badan, warna kulit, bentuk muka, tinggi badan, sikap perilaku seperti
kelincahan, banyak bergerak, suka bicara, pendiam, tidak aktif, dan nada
suaranya rendah.
Bidang-bidang perbedaan individual Umur kronologis, Jumlah
dan jenis pengalaman dan pengetahuan yang dibawa individu,Kehidupan individu
dalam berkelompok, berkeluarga, dan bermasyarakat, Perbedaan kognitif mengarah
pada proses belajar mengajar individu, Kemampuan berbahasa (kemampuan berbahasa
ini berbeda antara satu individu dan individu lainnya serta sangat dipengaruhi
oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan),Perbedaan dalam kecakapan motorik
(Kemampuan motorik dipengarui oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat
kemampuan berfikir seseorang karena kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan
berfikir setiap orang berbeda-beda, kecakapan motorik masing-masing pun berbeda),
Perbedaan
dalam latar belakang (latar belakang keluarga, baik dilihat dari segi sosial
ekonomi, kultural adalah berbeda-beda). Demikian pula lingkungan sekitarnya,
baik lingkungan social budaya maupun lingkungan fisik akan berpengaruh yang
berbeda-beda.
Perbedaan
bakat (bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki seseorang sejak lahir).
Kemampuan tersebut akan berkembang secara baik apabila mendapat rangsangan dan
latihan secara tepat oleh karena itu bakat masing-masing individu sangat
komplek hal ini tergantung individu itu sendiri dan pemberian rangsangan maupun
pelatihannya, Perbedaan dalam kesiapan belajar (perbedaan individu tidak hanya
disebabkan oleh keragaman kematangan tapi juga oleh keragaman latar belakkang
sebelumnya) contoh bagi anak kelas satu sekolah dasar ditemukan umur kronologis
antara 3tahun sampai 8tahun yang secara normal seharusnya telah duduk di kelas
2 atau 3 tapi kemampuan belajarnya masih sama dengan mereka yang duduk di kelas
1 hal ini menggambarkan pengaruh lingkungan keluarga yang amat buruk sehingga
kemampuan dan ekspresi berbahasanya kurang baik.
D. Perbedaan individual
yang unik
Setiap individu adalah khas atau unik.Perbedaan ini
meliputi perbedaan fisik , pola berfikir dan cara merespon atau mempelajari hal
baru. Distikalam hal belajar, tiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam menyerap materi pelajaran.Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan dikenal
berbagai metode untuk memenuhi tuntutan perbedaan individu.Berdasarkan
kemampuan yang dimillki otak cara belajar individu dapat dibagi dalam 3
kategori yaitu:
§ Cara
belajar visual atau melihat,
§ Auditorial atau mendengar,
§ Kinestik.
§ Pengategorian
ini merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah satu karakteristik yang
paling menonjol sehingga jika dia mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam
belajar, dia mudah menyerap pelajaran karena individu menemukan metode belajar
yang sesua dengan karakteristik cara belajar dirinya, dia akan cepat menjadi
pintar.
Salah satu
kompetensi yang harus dikuasai guru adalah kompetensi pedagogik, dan salah
satu aspek kompetensi pedagogik yaitu mengenal karakter
peserta didik. Dalam tulisan ini karakteristik peserta didik yang akan dibahas
lebih terkait sosial dan emosional dengan menggolongkan beberapa tipe karakter
peserta didik menurut para ahli.
Menurut
Eysenck (1964) menyatakan tipe kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:
§ Kepribadian Ekstrovert: dicirikan
dengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati kegembiraan, aktif bicara,
impulsif, menyenangkan spontan, ramah, sering ambil bagian dalam aktivitas
sosial.
§ Kepribadian Introvert: dicirikan
dengan sifat pemalu, suka menyendiri, mempunyai kontrol diri yang baik.
§ Kepribadian Neurosis: dicirikan
dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang-kadang disertai dengan simptom
fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.
Menurut Mahmud (1990) menyatakan Kepribadian terbagi menjadi
12 tipe, yaitu:
§ Mudah menyesuaikan diri, baik hati,
ramah, hangat VS dingin.
§ Bebas, cerdas, dapat dipercaya VS
bodoh, tidak sungguh-sungguh, tidak kreatif.
§ Emosi stabil, realistis, gigih VS
emosi mudah berubah, suka menghindar (evasive), neurotik.
§ Dominan, menonjolkan diri VS suka
mengalah, menyerah.
§ Riang, tenang, mudah bergaul, banyak
bicara VS mudah berkobar, tertekan, menyendiri, sedih.
§ Sensitif, simpatik, lembut hati VS
keras hati, kaku, tidak emosional.
§ Berbudaya, estetik VS kasar, tidak
berbudaya.
§ Berhati-hati, tahan menderita,
bertanggung jawab VS emosional, tergantung, impulsif, tidak bertanggung jawab.
§ Petualang, bebas, baik hati VS
hati-hati, pendiam, menarik diri.
§ Penuh energi, tekun, cepat,
bersemangat VS pelamun, lamban, malas, mudah lelah.
§ Tenang, toleran VS tidak tenang,
mudah tersinggung.
§ Ramah, dapat dipercaya VS curiga,
bermusuhan.
Menurut Hippocrates dan Galenus tipe kepribadian yang tertuang bersifat jasmaniah atau fisik. Mereka mengembangkan tipologi kepribadian berdasarkan cairan tubuh yang menentukan temperamen seseorang. Tipe kepribadian itu antara lain:
§ Tipe kepribadian choleric (empedu
kuning), yang dicirikan dengan pemilikan temperamen cepat marah, mudah
tersinggung, dan tidak sabar.
§ Tipe melancholic (empedu hitam),
yang berkaitan dengan pemilikan temperamen pemurung, pesimis, mudah sedih dan
mudah putus asa.
§ Tipe phlegmatic (lendir), yang bertemperamen
yang serba lamban, pasif, malas, dan kadang apatis/ masa bodoh.
§ Tipe sanguinis (darah), yang
memiliki temperamen dan sifat periang, aktif, dinamis, dan cekatan.
Menurut Kretchmer
dan Sheldon tipologi kepribadian didasarkan bentuk tubuh atau bersifat
jasmaniah. Macam-macam kepribadian ini adalah:
§ Tipe asthenicus atau ectomorpic pada
orang-orang yang bertubuh tinggi kurus memiliki sifat dan kemampuan berpikir
abstrak dan kritis, tetapi suka melamun dan sensitif.
§ Tipe pycknicus atau mesomorphic pada
orang yang betubuh gemuk pendek, memiliki sifat periang, suka humor, popular
dan mempunyai hubungan sosial luas, banyak teman, dan suka makan.
§ Tipe athleticus atau mesomorphic
pada orang yang bertubuh sedang/atletis memiliki sifat senang pada pekerjaan
yang membutukhkan kekuatan fisik, pemberani, agresif, dan mudah menyesuaikan
diri.
Namun demikian, dalam kenyataannya lebih banyak manusia dengan tipe
campuran (dysplastic).
Menurut Jung, tipe kepribadian dikelompokan berdasarkan kecenderungan hubungan sosial seseorang, yaitu:
Menurut Jung, tipe kepribadian dikelompokan berdasarkan kecenderungan hubungan sosial seseorang, yaitu:
§ Tipe Ekstrovert yang perhatiannya
lebih banyak tertuju di luar.
§ Tipe Introvert yang perhatiannya
lebih tertuju ke dalam dirinya, dan dikuasai oleh nilai-nilai subjektif.
§ Tetapi, umumnya
manusia mempunyai tipe campuran atau kombinasi antara ekstrovert dan introvert
yang disebut ambivert.
§ Pada periode anak
sekolah, kepribadian peserta didik belum terbentuk sepenuhnya seperti orang
dewasa. Kepribadian mereka masih dalam proses pengembangan. Wijaya (1988)
menyatakan karakteristik peserta didik secara sederhana dapat dikelompokkan
atas:
1. Kelompok anak yang mudah dan menyenangkan.
2. Anak yang biasa-biasa saja
3. Anak yang sulit dalam penyesuaian diri dan sosial.
Karakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)
Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah anak
meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan dan
harapan sosial untuk mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan
perilaku, minat, dan nilai pada diri anak. Pada masa ini, anak sedang dalam
proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan.
Perilaku anak pada masa ini sulit diatur, bandel, keras kepala, dan
sering membantah dan melawan orang tua. Hal ini memang sangat menyulitkan para
pendidik. Tak heran, apabila para pendidik PAUD sampai SD harus lebih bersabar
dalam melangsungkan pembelajaran atau mendidik peserta didiknya. Disiplin mulai
bisa diterapkan pada anak sehingga anak dapat mulaibelajar hidup secara tertib
dan sikap para pedidik sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Karakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)
Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama halnya dengan
ciri-ciri periode masa anak awal dengan memperhatikan sebutan atau label yang
digunakan pendidik. Orang tua atau
pendidik menyebut masa anak akhir sebagai masa yang menyulitkan karena pada
masa ini anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh
orang tuanya.
Kebanyakan anak pada masa ini juga kurang memperhatikan dan tidak
bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda-benda miliknya. Para pendidik
memberi sebutan anak usia sekolah dasar, karena pada rentang usia ini (6-12
tahun) anak bersekolah di sekolah dasar (SD). Di sekolah dasar, anak diharapkan
memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang dianggap penting untuk
keberhasilan melanjutkan pendidikan dan penyesuaian diri dalam kehidupannya
kelak.
Dengan mengenal tipe kepribadian dan karakter peserta didik guru
dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua
peserta didik dengan kemampuan belajar yang berbeda. Jika terjadi penyimpangan
perilaku peserta didik untuk mencegah perilaku tersebut. Mengetahui tipe
kepribadian peserta didik yang beragam, guru bisa mengembangkan potensi dan
mengatasi kekurangan peserta didik.
Krakteristik perkembangan masa puber (11/12 –
14/15 tahun)
Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak
akhir dan masa remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap:
prapuber, puber, dan pascapuber. Tahap prapuber bertumpang tindih dengan dua
tahun terakhir masa anak akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode
anak dan remaja, di mana ciri kematangan seksual emakin jelas (haid dan mimpi
basah). Tahap pascapuber bertumpang tindih dengan dua tahun pertama masa
remaja. Waktu masa puber relatif singkat (2-4 tahun) ini terjadi pertumbuhan
dan perubahan yang sangat pesat dan mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga
menimbulkan keraguan dan perasaan tidak aman pada anak puber.
Perubahan fisik dan sikap puber ini berakibat pula pada menurunnya
prestasi belajar, permasalahan yang terkait dengan penerimaan konsep diri,
serta persoalan dalam berhubungan dengan orang di sekitarnya. Orang dewasa
maupun pendidik perlu memahami sikap perilaku anak puber yang kadang menaik
diri, emosional, perilaku negative dan lai-lain, serta membantunya agar anak
dapat menerima peran seks dalam kehidupan bersosialisasi dengan
orang atau masyarakat di sekitarnya.
E. Perkembangan kepribadian
“Kata kepribadian dalam bahasa asing disebut dengan kata personality.
Kata ini berasal dari kata latin, yaitupersona yang berarti
“topeng” atau seorang individu yang berbicara melalui sebuah topeng yang
menyembunyikan identitasnya dan memerankan tokoh lain dalam drama” (Buchori,
1982:91). Sehingga kepribadian seseorang adalah perangsang dari orang tua atau
kesan yang ditimbulkan oleh keseluruhan tingkah laku orang lain.
Kepribadian bersifat dinamis (tidak statis), dan melainkan
berkembang secara terbuka sehingga manusia senantiasa berada dalam kondisi
perubahan dan perkembangan. Kepribadian selalu dalam penyesuaian diri yang unik
dengan lingkungannya dan berkembang bersama-sama dengan lingkungannya, serta
menentukan jenis penyesuaian yang akan dilakukan anak, karena tiap anak
mempunyai pengalaman belajar yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Dalam perkembangan kepribadian, konsep diri dan sifat-sifat
seseorang merupakan hal atau komponen penting.“konsep diri merupakan konsep,
persepsi, maupun gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri, atau sebagai
bayangan dari cermin diri. Konsep diri seseorang dipengaruhi dan ditentukan
oleh peran dan hubungannya dengan orang lain terhadap dirinya” (Buchori
1982).
Menurut
Suadianto (2009) menerangkan bahwa,Sifat mempunyai dua ciri yang menonjol,
yaitu:
1. Individualistis
yang diperlihatkan dalam kuantitas ciri tertentu dan bukan kekhasan ciri bagi
orang lain.
2. Konsistensi
yang berarti seseorang bersikap dengan cara yang hampir sama dalam situasi dan
kondisi yang serupa, konsep diri merupakan inti kepribadian yang mempengaruhi
berbagai sifat yang menjadi ciri khas kepribadian seseorang.
Menurut Kurnia
(2007) menyatakan bahwa Mengenai perkembangan pola kepribadian, ada 3 faktor
yang menentukan perkembaangan kepribdian seseorang termasuk peserta didik,
yaitu:
1 .Faktor
bawaan, termasuk sifat-sifat yang diturunkan kepada anaknya, misalnya sifat
sabar anak dikarenakan orang tuanya juga memiliki sifat sabar, demikian juga
wawasan sosial anak dipengaruhi oleh tingkat kecerdasannya.
2. Pengalaman
awal dalam lingkungan keluarga ketika anak masih kecil. Pengalaman itu
membentuk konsep diri primer yang sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian
anak dalam mengadakan penyesuaian diri dan sosial pada perkembangan kepribadian
periode selanjutnya.
3. Pengalaman
kehidupan selanjutnya dapat memperkuat konsep diri dan dasar kepribadian yang
sudah ada, atau karena pengalaman yang sangat kuat sehingga mengubah konsep
diri dan sifat-sifat yang sudah terbentuk pada diri seseorang.
Pada perkembangan kepribadian pesera didik, tidak ada kepribadian
dan sifat-sifat yang benar-benar sama. Tiap anak adalah individu yang
unik dan mempunyai pengalaman belajar dalam penyesuaian diri dan
sosial yang berbeda secara pribadi. Menurut Suadianto (2007) menjelaskan
bahwa hal penting dalam perkembangan kepribadian adalah ketetapan dalam
pola kepribadian atau persistensi.Artinya,terdapat kecenderungan
ciri sifat kepribadian yang menetap dan relative tidak berubah sehingga
mewarnai timbul perilaku khusus terhadap diri seseorang. Persistensidapat
disebabkan oleh kondisi bawaan anak sejak lahir, pendidikan yangditempuh anak, perilaku orang
tua dan lingkungan kelompok teman sebaya, serta peran dan pilihan anak ketika
berinteraksi dengan lingkungan sosial.
F. Pengaruh
kepribadian terhadap peserta didik
Memahami karakter seseorang memang sangat sulit, namun sangat
penting. Apalagi kita sebagai pendidik selalu bersama dengan peserta didik
yang sangat banyak dan masing-masing mempunyai karakter-karakter tersendiri.
Keadaan atau proses beajar dan mengajar tidak dapat berjalan dengan baik
apabila kita tidak saling mengenal dengan peserta didik. Saling mengenal tidak
harus dengan menghafal nama-nama dari peserta didik, tetapi pendidik harus
mengenal kepribadian dari murid-muridnya.
Berdasarkan tipe-tipe kepribadian yang telah tercantum di atas bahwa
setiap sifat yang baik pasti ada sifat yang jelek. Ada peserta didik yang
diajak berbicaraselalu merespon, ada peserta didik yang periang,
ada sifat atau pribadi yang tertutup, ada peserta didik yang kurang menghargai
pendidikya dan mengaggap suatu hal biasa. Kita sebagai pedidik, kita harus
mengendalikan ego dan menambah kesabaran saat berinteraksi dengan peserta didik
untuk mengingatkan bahwa hal tersebut salah, benar, sopan dan
lain-lain. Misalnya, anak yang suka bergurau dan menganggap guru adalah
teman, saat pendidik melakukan kesalahan dan peserta didik mengejek dengan kata
kurang sopan.
Apabila kita langsung memarahi dan tidak bisa menahan emosi kita,
maka kita akan ditakuti oleh dia dan bisa saja peserta didik tersebut dan yang
lain langsung merasa tegang dan akhirnya pada saat peajaran, bukan suasana yng
menyenangkan yang didapat melainkan suasana tegang. Kita sebagai
pendidik harus melihat kepribadian siswa tersebut apakah mudah tersingung atau
tidak. Bila murid tersebut tidak muah tersinggung, kita bisa mengingatkan
kesalahannya dengan cara lelucon. Namun bila dia mudah tersinggung maka kita
bisa menegur saat di luar jam pelajaran. Bila suasana yang tercipta adalah tegang maka
materi yang diberikan tidak diserap hingga maksimal dan akhirnya prestasi
menurun.
BAB III
KESIMPULAN
Memahami
karakter seseorang memang sangat sulit, namun sangat penting. Apalagi
kita sebagai pendidik selalu bersama dengan peserta didik yang sangat banyak
dan masing-masing mempunyai karakter-karakter tersendiri. Keadaan atau proses beajar
dan mengajar tidak dapat berjalan dengan baik apabila kita tidak saling
mengenal dengan peserta didik. Saling mengenal tidak harus dengan menghafal
nama-nama dari peserta didik, tetapi pendidik harus mengenal kepribadian dari
murid-muridnya.
DAFTAR
PUSTAKA
ü Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi
Pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta.
ü Sujanto, Agus dkk. 2004. Psikologi
Kepribadian. Bumi Aksara: Jakarta.
ü http://onnyrudianto.wordpress.com/2011/07/24/beberapa-karakter-peserta-didik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar